Rabu, 24 Desember 2008

Nyanyian Suara Alam......


Kal4 surya mulai terbenam


Ia kembali t'k melepas lelah....

AQ masih terdiam dalam kesendirian...

Suara alam mengalunkan senandung cinta

Seakan bernyayi sebuah lagu kerinduan

Tuk menghibur-ku dalam kebimbangan ini......


Simphoni senj4 mengingatkan pada Sebuah kisah Klasik...

Andai waktu dapat berputar kembali

Akan ku ukir sebuah cerita....

Tapi itu cuma mimpi

ya.......mimpi yang terbuai...

Yang hadir dalam lamunanku saat ini.....


( Krandangan II sabtu 22.12.08 /17.45)

Selasa, 23 Desember 2008

JARA TOLO NGGERU




Hei Bilis,,,,

mengapa tak kau ceritakan tentang kudamu yang tak lagi berderap di padang gersang berbatu. Kuda gagah yang makin jarang menghasilkan susu terbaik dari bibit terbaik. Juga rumput di kaki gunung kering coklat kemarau yang tak tumbuh. Dan para makaka yang bergelayut liar di hutan madapangga, turun ke kampung mencuri semua

kau hanya kisahkan kuda-kuda yang pasti ada di tiap uma di tolo nggeru, selalu menemani pagi dan sore di padang

identitasmu, rasa banggamu

dan gurihnya susu kuda, yang kuteguk langsung selepas diperas keponakanmu. Kau hanya bilang, betapa lezatnya jika ditambah madu hutan. Jangan direbus, jangan digula

lalu kau lihatkan anakmu yang riang
tak pernah sakit karena selalu minum susu kuda, katamu

susu kuda Bima!

mengapa kau hanya tertawa ketika seringkali dedak dan rumput pun harus dibeli dari dompu
tak mau kah kau bercerita tentang alam yang telah berubah, dan stepa desa monggo ini bukan lagi sesuatu yang ramah pada kalian, dou mbojo?

dan bahwa mungkin saja tolunggerumu ini, dusun di kaki palasma
jadi komunitas terakhir pemelihara kuda susu di bima, ketika di donggo dan wawo semua itu mulai tak ada

Hei Bilis, tak takut kalian akan kesepian?

ah..........
dan kau Fatimah,
kemana pula tembe nggoli, rimpu mpida itu
mengapa tak kau pakai

Apakah bukan zamannya.....????


Laskar Cilik Negeri-ku

Kupandangi sebuah seyuman,Ya.....sebuah senyuman yang mereka berikan,dari raut wajah ceria dan kepolosan yang dimilikinya. Gurau canda tawa menjadi keseharian mereka. Kegembiraan selalu hadir dalam hidupnya, teriknya panas tak mereka hiraukan, bukit dan ilalang di jadikannya sahabat, tempat mereka bersantai dan tertawa bersama. Inilah sekelumit potret keseharian bocah – bocah cilik dana mbojo tempat aku lahir dan dibesarkan. Andai waktu dapat berputar kembali aku ingin seperti mereka lagi, menikmati masa kecil dengan penuh keceriaan. Melewati padang ilalang yang luas, berlari dan tertawa bersama. Tapi kini hanyalah mimpi yang tak akan mungkin terjadi. Tapi aku bersuyukur kepada Tuhan telah kunikmati masa kecilku dengan penuh kebahagiaan.